SWAB TEST COVID-19 BISA MERUSAK OTAK

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
KESEHATAN - CORONA
LOKASI INFORMASI
INTERNATIONAL - INTERNATIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - MISLEADING CONTENT
KANAL ADUAN
TWITTER
BUKTI ADUAN
TEXT
PETUGAS CEK FAKTA
DILIHAT
152 KALI

Kamis, 23 Juli 2020

SWAB TEST COVID-19 BISA MERUSAK OTAK


[MISLEADING CONTENT]


Berdasarkan hasil pemantauan Tim Jabar Saber Hoaks. Media sosial Facebook dan Twitter dihebohkan dengan kabar tentang swab test covid-19 bisa merusak otak.


[CEK FAKTA]


Tim Cek Fakta Liputan6.com mencari kebenaran kabar tersebut. Tim menggunakan mesin pencari Google dengan memasukan kata kunci: Swabs test covid-19. Dari kata kunci itu, tim menemukan banyak artikel tentang swab covid-19 dari media kredibel, baik nasional maupun luar negeri.


Kemudian, Tim Cek Fakta Liputan6.com menemukan artikel di BBC dengan judul: 'Coronavirus tests: Swabs don't damage the brain and other claims fact-checked'. Artikel itu sudah diunggah BBC pada 18 Juli 2020.


Artikel tersebut menyebut swab test covid-19 tidak bisa merusak otak. "Otak memiliki banyak lapisan perlindungan. Pertama dan yang paling jelas adalah tengkorak yang melindunginya. Otak juga terbungkus dalam membran pelindung," begitu bunyi penjelasan dari BBC.


BBC juga mengambil penjelasan dari Dr Liz Coulthard, anggota komite British Neuroscience Association (BNA). Dia juga menyebut kalau swab test covid-19 sangat aman dilakukan.


"Swab test tidak bisa mencapai penghalang darah otak tanpa kekuatan yang besar. Sebab, masih ada beberapa lapisan jaringan dan tulang. Kami juga belum menemukan adanya kasus dari swab test dalam praktik neurologi kami," katanya.


Tim Cek Fakta Liputan6.com juga mencari sumber lain, yakni dari AFC dengan judul: 'Health experts say COVID-19 swab tests are safe and do not damage the blood-brain barrier'. Artikel ini dipublikasikan pada 13 Juli 2020.


AFP dalam artikelnya juga mengatakan kalau swab test covid-19 sangat aman. Dalam penjelasannya, AFP mengambil pernyataan dari John Dwyer, seorang ahli imunologi dan Profesor Emeritus di Universitas New South Wales.


"Tes usap tidak ditempatkan pada penghalang darah otak dan tidak membahayakan otak. Dengan demikian tidak menimbulkan ancaman bagi sistem saraf kita," katanya kepada AFP dalam email yang dia kirimkan pada 10 Juli lalu.


[REFERENSI]


https://bit.ly/30Ct7ic